Senin, 25 November 2013

Jenis jenis Tulang


  1. Tulang Rawan (kartilago)
Tulang rawan bersifat lentur serta terdiri dari se-sel rawan yang dapat mengasilkan matrix berupa kondrin. Pada anak-anak tilang rawan banyak mengandung sel-sel ,sedangkan pada orang dewasa tulang rawan hanya terdapat dibeberapa tempat ,seperti cuping telinga ,cuping hidung antara tulang rusuk dan tulang dada sendi-sendi tulang ,antarruas tulang belakang dan pada cakra epifisis .
Macam-macam tulang rawan
  • ·         Tulang rawan hialin
        matriks : putih kebiruan, mengkilat, jernih
  Fungsi  : untuk membantu pergerakan
  Contoh : cakram epifisis, ujung rusuk
  • ·          Tulang rawan elastis
        matriks : berwarna kuning
  Fungsi  : untuk memberikan fleksibelitas, untuk menguatkan
  Contoh : daun telinga, epiglotis, bronkiolus
  • ·         Tulang rawan fibrosa
        matriks : berwarna gelap
  Fungsi  : untuk memberikan kekuatan dan melindungi jaringan yang lebih dalam
  Contoh : tulang dada, tulang kemaluan, tubuh bagian dalam

2.    Tulang Sejati (Osteon) 

     Tulang ini bersifat keras dan berfungsi untuk menyusun berbagai sistem rangka.
Penyusun tulang sejati

  •  Osteoprogenerator :Merupakan sel khusus ,yaitu derivat mesenkima yang mampu berdifferensiasi  menjadi osteoblas . osteoprogenerator terdapat pada bagian luar membran (periousteum).

  •  Osteoblas :Merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit.

  •  Osteosit :Merupakan sel-sel tulang dewasa .

  •  Osteoklas :Merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat pada sekitar permukaan tulang. Fungsi  osteoklas  untuk perkembangan, perawatan, dan perbaikan tulang .

Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi)



Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago) yang berkembang menjadi tulang keras.

Pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga kehamilan. Pertumbuhan tulang bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas dan osteoklas berperan dalam proses pembentukan tulang, dimana keduanya bekerja secara bertolak belakang (osteoblas memicu pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai proses pembentukan tulang yang seimbang. 

Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.

Pada awalnya pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan. 

Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. 
 
Jenis osifikasi: 
a. Osifikasi endokondral         : pembentukan tulang dari tulang rawan, terjadi pada tulang panjang
b. Osifikasi intramembranosus : pembentukan tulang dari mesenkim, seperti tulang pipih pada tengkorak
c. Osifikasi heterotopik           : pembentukan tulang di luar jaringan lunak


Minggu, 24 November 2013

Curhat Dikit

curhat dikit , gaa papa kan

sebenernya saya adalah orang yang sedang mencari metode belajar yang cocok buat diri sendiri :D
(dalam bahasa minangnya "lapehan untuang surang dulu kawan")
laah , kali ini saya mencoba peruntungan dengan cara menulis apa saja yang telah saya pelajari baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. (do'ain cara ini sukses yah gan :D )

ada masukan buat di pelajari ?
kirim dong ke ; ridhodwikiadrian@ymail.com or facebook
Thank's